Hari itu adalah hari Kamis tanggal 25 Mei 2017 yang kebetulan sekali pas tanggal merah atau hari libur, hari dimana besok lusa adalah 1 Ramadhan 1438 H. Saat itu saya mencoba putuskan untuk mencari suatu hal, guna menyambut bulan suci Ramadhan, dengan tujuan istilahnya Tadabbur Alam atau merenungi alam, agar hati ini bisa lebih bisa menghargai hasil karya Sang Pencipta dan bersyukur atas segala yang Allah ciptakan. Akhirnya pagi itu saya putuskan tuk mencari kegiatan positif, tapi mau ngapain ya? Lantas sejenak fikiran menerawang sambil menyapu permukaan hand phone mencari-cari inspirasi. Tiba-tiba mata tertuju pada sebuah foto-foto air terjun dan tak tahu kenapa mata ini mengarah pada sebuah foto air terjun yang ada di Kecamatan Dongko yang tepatnya berada di desa Watuagung, yang sebenarnya dari dulu saya sudah pernah melihat air terjun ini lewat media sosial dan memang sebenarnya saya dari pertama melihatnya sudah tertarik dan penasaran untuk mengunjunginya. Air terjun ini dikenal dengan nama Jurug Angin.
Bisikan hati mulai menguat untuk bergegas mengunjungi Jurug Angin, segera saya melakukan prepare mulai ganti baju, menyiapkan tongsis dan tripod hingga perlengkapan berkendara. Setelah merasa siap maka kutarik gas sepeda motor perlahan meninggalkan rumah. Sepanjang perjalanan saya sangat menikmati pemandangan di kanan kiri jalan. Ada beberapa spot yang bikin saya ingin turun dan memfotonya, yaitu hutan pinus yang ada di kanan-kiri jalan dimana saat itu ada beberapa pemuda yang sedang asyik foto-foto, kemudian ada sebuah tikungan tajam di daerah Desa Suruh dan stasiun pemancar TVRI.
Setelah mengambil gambar di stasiun tv dilanjut perjalanan dan tak jauh dari pemancar tersebut ada hamparan tanaman tebu yang sedang berbunga dan tentunya saya tidak akan melewatkan begitu saja untuk di abadikan dengan kamera handphone.
Setelah berhenti di beberapa spot, saya lihat matahari sudah mulai meninggi, akhirnya saya lanjutkan perjalanan menuju Jurug Angin. Sesampai di daerah Pandean saya bertanya kepada salah seorang yang ada di depan Cafe KPK yang kelak pemilik cafe ini adalah teman yang tergabung dalam Team Blusukan Trenggalek. orang tersebut bilang bahwa lokasi Jurug Angin masih sekitar 3 km, akhirnya saya pamitan buat melanjutkan perjalanan. Ada dua spot lagi yang saya temui yaitu sebuah air terjun yang cukup tinggi serta spot yang ada di tepi jalan yang mana spot ini ada di area persawahan dengan view laut di kejauhan.
Setelah sampai disebuah pertigaan yg diperkirakan sudah dekat dengan lokasi Jurug Angin maka saya bertanya kepada seseorang dan akhirnya memang benar perkiraan bahwa saya sudah sampai ditujuan dan segera saja saya titipkan sepeda motor di rumah salah seorang penduduk. Saya mengikuti arahan dari seorang bapak, namun sebenarnya itu bukan jalan yang tepat ke Jurug Angin, namun saya malah menemukan spot persawahan yang cukup bagus dan kebun cengkeh dengan suasana asri. Setelah kesana kemari mencari jalan akhirnya ketemu juga jalur yang benar menuju jurug angin setelah bertemu dengan seorang ibu yang memberi petunjuk jalan.
Suara gemuruh air terjunpun mulai terdengar, saya terus berjalan menyusuri jalanan setapak, saat mulai mendekati jurug jalannya menurun melewati undakan dan setelah 5 menit berjalan, akhirnya tibalah saya di jurug angin dan Byaaarrr..... terbelalaklah mata saya menyaksikan megahnya jurug angin. Langsung saja saya sapukan tatapan mata saya ke seluruh lokasi Jurug Angin, saya juga mencoba berjalan menyusuri sudut-sudut lokasi jurug, memeriksa untuk mencari spot yang pas buat foto-foto. Setelah memiliki kemantapan hati dalam memilih spot yang pas, segera saja saya keluarkan tripod dari warangkanya, kemudian saya tata sedemikian rupa, saya pasang hand phone pada tripod kemudian saya atur timernya, kemudian timernya saya setting ke angka 10 detik agar ada jeda dan kesempatan yang leluasa buat menata diri, baru saya action dengan berbagai pose.
Setelah puas berfoto ria dan menikmati indahnya Jurug Angin, maka akhirnya saya segera berkemas dan pergi meninggalkan Jurug Angin karena memang sang surya mulai tenggelam di ujung barat.
Itulah sobat keindahan yang tersaji dari Jurug Angin, tak hanya jurug anginnya yang indah, namun terdapat spot-spot yang cukup cantik selama dalam perjalanan dari rumah menuju Jurug Angin yang sayang buat di lewatkan untuk foto-foto.
Itulah sobat keindahan yang tersaji dari Jurug Angin, tak hanya jurug anginnya yang indah, namun terdapat spot-spot yang cukup cantik selama dalam perjalanan dari rumah menuju Jurug Angin yang sayang buat di lewatkan untuk foto-foto.
Jurug angin dapat dikategorikan jurug yang Indah dengan ketinggian yang lumayan tinggi untuk ukuran air terjun di Trenggalek, dengan ketinggian sekitar 15 sampai 20 meteran dan jatuhnya air terjun tergolong mendekati 90 derajat. Jika sobat ingin pergi ke Jurug Angin silahkan pergi ke Desa Watuagung Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek, kalau dari Alun-alun Kota Trenggalek jaraknya sekitar 48 Km. Jurug Angin berada pada titik koordinat -8.259632, 111.522679. Untuk denah atau rute menuju lokasi Jurug Angin bisa mengikuti petunjuk Google Map.
Semoga kelestarian Jurug Angin dan sekitarnya akan tetap terjaga, agar kelak anak cucu kita masih bisa menikmati indahnya Jurug Angin. Mari kita hargai alam, kita jaga alam, jangan sia-siakan anugrah Sang Pencipta ini. Save Jurug Angin.
NB: Semua Foto by Yokitamaju Jaya
NB: Semua Foto by Yokitamaju Jaya
No comments:
Post a Comment